![]() |
Foto bersama wisudawan dan wisudawati |
Menunggu kepastian hampir 3 jam ya, kali ini saya menemani adik dan nenek saya untuk wisuda Munaqosah di asrama haji Babel. Banyak ribuan orang yang turut hadir di gedung yang sebelumnya di kunjungi saya. Karena hanya di perbolehkan satu orang pendamping, oleh kerena itu saya menunggu di luar. Di tempat parkir duduk hingga ketiduran.
Banyak pejabat pemerintah daerah datang dan turut hadir di sana, seperti pak Molen walikota Pangkalpinang. Menunggu pidato mereka paling lama hingga satu jam setengah. Tanpa di sadari ada juga santri yang wisuda Munaqosah hampir seumuran dengan saya.
Saya bertanya :
"Dek kamu kelas berapa?". Ujar saya
"Kelas 8 bang dari Toboali". Ujarnya
"Saya baru tau kalo ijasah Munaqosah sangat penting dan di perlukan untuk syarat wajib masuk SMP". Ujarnya
"Jadi kamu masuk SMP kemarin menggunakan apa?". Ujar saya
"Menggunakan surat keterangan lulus minta di kantor kementerian agama". ujarnya
"Ohh..". ujar saya
Akhirnya kami berbincang cukup lama, sementara orang tuanya mengambil barang yang ketinggalan di rumahnya. Akhirnya mereka masuk ke dalam gedung.
Ijasah Munaqosah sudah lama saya tau memang penting, bagi anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah di sekolah menengah pertama atau SMP. Karena ya memang wajib dalam persyaratan nya. Dari pengalaman saya sendiri banyak yang tidak di terima di suatu SMP karena tidak memiliki ijasah Munaqosah itu. Jika tidak pasti minta surat Keterangan lulus dari lembaga kementerian agama atau lembaga lainnya.
Saya sempat berpikir jikalau sudah hampir lulus SMP mau ikut Munaqosah sangatlah terlambat. Yang menjadi pertanyaan di waktu SD nya anak ini kemana?. Oleh kerena itu setiap orang tua yang anaknya sudah masuk SD usahakan di masukan anak-anaknya, di Taman pendidikan Al Qur'an atau TPA karena itu penting sekali.
Kenapa saya sebutkan penting. Di zaman sekarang anak-anak usia dini sudah di kuasai oleh kotak kecil yang kita sebut handphone. Dari kebiasaan main handphone yang berlebihan anak-anak Tidak mau belajar agama. Dan jikalau dia besar maka akan kesulitan dalam belajar agama dan Al Qur'an. Akhirnya 3 jam menunggu dan selepas shalat ashar berjamaah di masjid kami pulang kerumah.
Menulis mudah bukan, kita dapat menulis sebuah cerita dan artikel. Dari pengalaman kita atau keseharian kita sehari-hari, kita tuangkan dalam tulisan agar dapat di baca dan dilihat orang lain. Salam literasi
Pangkalpinang,12 Juni 2022
Penulis
Gusti Rinaldy
Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Itulah sebabnya, belajarlah selagi muda, masa tua tinggal memanen hasilnya. Semangat terus dalam berkarya.
BalasHapusSeru artikelnya, lebih fresh dan mudah dipahami, semangat Gusti
BalasHapus