Apakah hidup ini punya perjuangan?, Apakah hidup ini punya rintangan?, apakah hidup ini punya cobaan?. Semua itu kita sendiri yang merasakan nya ini kisah hidup ku.
Awalnya saya merupakan anak biasa disayang kedua orang tua. Setiap hari nya saya hanya bermain dan terus bermain. Sampai tiba lah saat nya saya masuk sekolah hingga di waktu SMP, saya suka di banding-bandingkan oleh ibu saya saat itu. Dibandingkan kan kepintaran, juara, dan lainnya. Dan saya berusaha akan itu biar tidak di rendah kan oleh orang tua saya. Hari demi hari dijalankan oleh saya di tahun 2018, keluarga saya mulai berantakan karena persoalan ekonomi yang melanda keluarga. Kami semua saling bermusuhan dan saling berkelahi satu sama lain, adu mulut dan adu domba. Saya mulai bermasalah dalam pikiran saya, dari orang tua saya sudah pisah.
Akhirnya saya tinggal di rumah nenek saya, untuk melepaskan pikiran dengan tenang. Saya sempat berpikir “untuk saya hidup di Dunia ini”, semua orang sudah terpecah belah. Saya sudah tidak kuat lagi menahan derita hidupku. Tanpa saya sadari bahwa Allah telah memberikan saya hidayah untuk saya kuat di dalam hati. Sejak dari itu saya bersemangat dan melepaskan segalanya dan berfokus untuk terus belajar dan mengubah saya.
Awal nya saya tak mengira nasib hidup saya seperti ini. Dulu nya kebersamaan dan kesenangan di lalui bersama kedua orang tua. Dan sekarang hal tersebut hanya sebuah mimpi belaka. Saya hidup dengan nenek saya biar kesulitan dalam ekonomi, saya harus tetap berusaha. Ibu saya dan bapak saya memilih untuk menikah dengan pasangan dia masing-masing dengan saling memiliki anak tiri baru dan melupakan anak kandung mereka. Di dalam hati saya sakit hati begitu sakit, tapi untuk apa biarkan saja mereka dan saya tetap bersabar.
Tidak lama kemudian bapak saya datang dan meminta maaf kepada anak-anak nya dan selalu menafkahi anak dan meninggal kan segalanya. Saya bersyukur kepada Allah dengan berkata, ”Alhamdulillah ya Allah engkau telah memberikan saya kesempatan ini”. Hari demi hari saya jalani saya senang karena bapak saya sudah menyayangi anak-anak nya. Tapi bagaimana mana nasib saya ke depannya.
Saya hanya mendapatkan pelajaran dari pengalaman hidup saya apa pun cobaan. Dan apapun rintangan yang Allah berikan kepada saya harus tetap semangat, bersabar dan menjalani kehidupan saya dengan baik. Saya percaya bahwa di dalam cobaan yang Allah berikan kepada saya, dia menyimpan banyak kebahagiaan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu bagi teman-teman mohon maaf yang orang tuanya sudah pisah jangan berkecil hati anggap itu sebagai pembelajaran bagi kita dan percaya Allah akan memberikan kita hidup yang lebih baik lagi. Begitu pula sebaliknya apabila memiliki orang tua yang utuh jangan sia-sia kan mereka. Semenjak saya masuk sekolah menengah kejuruan. Saya dapat belajar dari teman-teman sekelas. Bahwa hal yang engkau lakukan selama ini yang dianggap engkau baik. Tetap lakukan dan jalani apa yang kamu anggap terbaik.
Refleksi diri merupakan hal yang sangat tepat di lakukan. Karena kita bercerita bagaimana pengalaman yang kita jalani sebelum, dan pengalaman yang kita lakukan di masa yang akan datang. Buktikan dalam hati bahwa kita tanpa orang kedua orang tua di dekat kita, harus sukses. Percaya pada diri sendiri tidak ada yang tidak mungkin.
Pangkal pinang, 30 Oktober 2021
Penulis
Gusti Rinaldy
Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kesanggupan hamba-Nya. Jika kita berasabar dan mampu melaluinya dengan keimanan, maka derajat pun dinaikkan-Nya. Setelah ada kesulitan, pasti ada kesenangan. Demikian janji Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Ananda luar biasa. Ananda orang terpilih. Insya Allah, janji Allah pasti datang pada saatnya nanti. Teruslah berjuang samapi saat ibu tiba.
BalasHapusAmin ya Allah bu
BalasHapus